Bakteri
gram Positif dan Bakteri Gram Negatif
GRAM POSITIF
KARAKTERISTIK
GRAM POSITIF DAN NEGATIF
![]() |
Dinding Sel Gram-Positif |
![]() |
Dinding Sel Gram-Negarif |
Berdasarkan Tahapan Proses
Produksinya
a.
Industri
hulu, yaitu industri yang mengolah bahan mentah atau bahan baku menjadi barang
setengah jadi.
b.
Industri
hilir, yaitu industri yang mengolah bahan setengah jadi menjadi barang
jadi.
GRAM POSITIF
Gram-positif
adalah bakteri yang mempertahankan zat warna kristal violet sewaktu proses
pewarnaan Gram sehingga akan berwarna biru atau ungu di bawah mikroskop.
Bakteri gram positif seperti Staphylococcus
aureus (bakteri patogen yang umum pada manusia) hanya mempunyai membran plasma
tunggal yang dikelilingi dinding sel tebal berupa peptidoglikan. Sekitar 90
persen dari dinding sel tersebut tersusun atas peptidoglikan sedangkan sisanya
berupa molekul lain bernama asam teikhoat.
Ciri-ciri bakteri gram positif
yaitu:
·
Struktur
dinding selnya tebal, sekitar 15-80 nm, berlapis tunggal atau monolayer.
·
Dinding
selnya mengandung lipid yang lebih normal (1-4%), peptidoglikan ada yang
sebagai lapisan tunggal. Komponen utama merupakan lebih dari 50% berat ringan.
Mengandung asam tekoat.
·
Bersifat
lebih rentan terhadap penisilin.
·
Pertumbuhan
dihambat secara nyata oleh zat-zat warna seperti ungu kristal.
·
Komposisi
nutrisi yang dibutuhkan lebih rumit.
·
Lebih
resisten terhadap gangguan fisik.
·
Resistensi
terhadap alkali (1% KOH) larut
·
Tidak
peka terhadap streptomisin
·
Toksin
yang dibentuk Eksotoksin Endotoksin
GRAM
NEGATIF
Bakteri gram-negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan
zat warna kristal violet sewaktu proses pewarnaan Gram sehingga akan berwarna
merah bila diamati dengan mikroskop.
bakteri gram negatif (seperti E. coli) memiliki sistem
membran ganda di mana membran pasmanya diselimuti oleh membran luar
permeabel. Bakteri ini mempunyai dinding
sel tebal berupa peptidoglikan, yang terletak di antara membran dalam dan
membran luarnya.
Ciri-ciri bakteri gram negatif
yaitu:
·
Struktur
dinding selnya tipis, sekitar 10 – 15 mm, berlapis tiga atau multilayer.
·
Dinding
selnya mengandung lemak lebih banyak (11-22%), peptidoglikan terdapat didalam
·
lapisan
kaku, sebelah dalam dengan jumlah sedikit ± 10% dari berat kering, tidak
mengandung asam tekoat.
·
Kurang
rentan terhadap senyawa penisilin.
·
Pertumbuhannya
tidak begitu dihambat oleh zat warna dasar misalnya kristal violet.
·
Komposisi
nutrisi yang dibutuhkan relatif sederhana.
·
Tidak
resisten terhadap gangguan fisik.
·
Resistensi
terhadap alkali (1% KOH) lebih pekat
·
Peka
terhadap streptomisin
·
Toksin
yang dibentuk Endotoksin
Karakteristik
|
Gram
positif
|
Gram
negatif
|
Dinding
sel
|
Homogen dan tebal (20-80 nm) serta
sebagian besar tersusun dari peptidoglikan. Polisakarida lain dan asam
teikoat dapat ikut menyusun dinding sel.
|
Peptidoglikan (2-7 nm) di antara
membran dam dan luar, serta adanya membran luar (7-8 nm tebalnya) yang terdii
dari lipid, protein, dan lipopolisakarida
|
Bentuk
sel
|
Bulat, batang atau filamen
|
Bulat, oval, batang lurus atau
melingkar seprti tand koma, heliks atau filamen; beberapa mempunyai selubung
atau kapsul
|
Reproduksi
|
Pembelahan biner
|
Pembelahan biner, kadang-kadang
pertunasan
|
Metabolisme
|
kemoorganoheterotrof
|
Fototrof, kemolitoautotrof, atau
kemoorganoheterotrof
|
Motilitas
|
Kebanyakan nonmotil, bila motil
tipe flagelanya adalah petritrikus (petritrichous)
|
Motil atau nonmotil. Bentuk
flagela dapat bervariasi-polar, lopotrikus (lophtrichous), petritrikus (petritrichous).
|
Anggota
tubuh (apendase)
|
Biasanya tidak memiliki apendase
|
Dapat memiliki pili, fimbriae,
tangkai
|
Endospora
|
Beberapa grup dapat membentuk
endspora
|
Tidak dapat membentuk endospora
|
PEWARNAAN GRAM
Tujuan
pewarnaan terhadap mikroorganisme ialah untuk :
1.
Mempermudah
melihat bentuk jasad, baik bakteri, ragi, maupun fungi.
2.
Memperjelas
ukuran dan bentuk jasad
3.
Melihat
struktur luar dan kalau memungkinkan struktur dalam jasad.
4.
Melihat
reaksi jasad terhadap pewarna yang diberikan sehingga sifat-sifat fisik dan
kimia dapat diketahui.
Secara
garis besar teknik pewarnaan bakteri dapat dikategorikan sebagai berikut :
1.
Pewarnaan
sederhana
Menggunakan satu macam zat warna
(biru metilen/air fukhsin) tujuan hanya untuk melihat bentuk sel. Pewarnaan
sederhana, merupakan pewarna yang paling umum digunakan. Berbagai macam tipe
morfologi bakteri (kokus, basil, spirilum, dan sebagainya) dapat dibedakan
dengan menggunakan pewarna sederhana, yaitu mewarnai sel-sel bakteri hanya
digunakan satu macam zat warna saja. Kebanyakan bakteri mudah bereaksi dengan
pewarna-pewarna sederhana karena sitoplasmanya bersifat basofilik (suka akan
basa) sedangkan zat-zat warna yang digunakan untuk pewarnaan sederhana umumnya
bersifat alkalin (komponen kromoforiknya bermuatan positif).
Zat warna yang dipakai hanya terdiri
dari satu zat yang dilarutkan dalam bahan pelarut. Pewarnaan Sederhana
merupakan satu cara yang cepat untuk melihat morfologi bakteri secara umum.
Beberapa contoh zat warna yang banyak digunakan adalah biru metilen (30-60
detik), ungu kristal (10 detik) dan fukhsin-karbol (5 detik).
2.
Pewarnaan
differensial dibagi pewarnaan gram dan pewarnaan tahan asam
Pewarnaan differensial
Pewarnaan bakteri yang menggunakan
lebih dari satu zat warna seperti pewarnaan gram dan pewarnaan tahan asam.
Penjelasan sebagai berikut:
Pewarnaan Gram
Pewarnaan Gram atau metode Gram
adalah suatu metode untuk membedakan spesies bakteri menjadi dua kelompok
besar, yakni gram-positif dan gram-negatif, berdasarkan sifat kimia dan fisik
dinding sel mereka. Metode ini diberi nama berdasarkan penemunya, ilmuwan
Denmark Hans Christian Gram (1853–1938) yang mengembangkan teknik ini pada
tahun 1884 untuk membedakan antara pneumokokus dan bakteri Klebsiella
pneumoniae.
Dengan metode pewarnaan Gram,
bakteri dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu bakteri Gram positif dan Gram
negatif berdasarkan reaksi atau sifat bakteri terhadap cat tersebut. Reaksi
atau sifat bakteri tersebut ditentukan oleh komposisi dinding selnya. Oleh
karena itu, pengecatan Gram tidak bisa dilakukan pada mikroorganisme yang tidak
mempunyai dinding sel seperti Mycoplasma sp Contoh bakteri yang tergolong
bakteri tahan asam, yaitu dari genus Mycobacterium dan beberapa spesies
tertentu dari genus Nocardia. Bakteribakteri dari kedua genus ini diketahui
memiliki sejumlah besar zat lipodial (berlemak) di dalam dinding selnya
sehingga menyebabkan dinding sel tersebut relatif tidak permeabel terhadap
zat-zat warna yang umum sehingga sel bakteri tersebut tidak terwarnai oleh
metode pewarnaan biasa, seperti pewarnaan sederhana atau Gram.
Dalam pewarnaan gram diperlukan
empat reagen yaitu :
·
Zat
warna utama (violet kristal)
·
Mordan
(larutan Iodin) yaitu senyawa yang digunakan untuk mengintensifkan warna utama.
·
Pencuci
/ peluntur zat warna (alcohol / aseton) yaitu solven organic yang digunakan
uantuk melunturkan zat warna utama.
·
Zat
warna kedua / cat penutup (safranin) digunakan untuk mewarnai kembali sel-sel
yang telah kehilangan cat utama setelah perlakuan denga alcohol.
Bakteri Gram-negatif adalah bakteri
yang tidak mempertahankan zat warna metil ungu pada metode pewarnaan Gram.
Bakteri gram-positif akan mempertahankan zat warna metil ungu gelap setelah
dicuci dengan alkohol, sementara bakteri gram-negatif tidak. Pada uji pewarnaan
Gram, suatu pewarna penimbal (counterstain) ditambahkan setelah metil ungu,
yang membuat semua bakteri gram-negatif menjadi berwarna merah atau merah muda.
Pengujian ini berguna untuk mengklasifikasikan kedua tipe bakteri ini berdasarkan
perbedaan struktur dinding sel mereka.
Pengecatan gram dilakukan dalam 4
tahap yaitu
1.
Pemberian
cat warna utama (cairan kristal violet) berwarna ungu.
2.
Pengintesifan
cat utama dengan penambahan larutan mordan JKJ.
3.
Pencucian
(dekolarisasi) dengan larutan alkohol asam.
4.
Pemberian
cat lawan yaitu cat warna safranin
Perbedaan dasar antara bakteri gram
positif dan negatif adalah pada komponen dinding selnya. Kompleks zat iodin
terperangkap antara dinding sel dan
membran sitoplasma organisme gram positif, sedangkan penyingkiran zat lipida
dari dinding sel organisme gram negatif dengan pencucian alcohol memungkinkan
hilang dari sel. Bakteri gram positif memiliki membran tunggal yang dilapisi
peptidohlikan yang tebal (25-50nm) sedangkan bakteri negative lapisan
peptidoglikogennya tipis (1-3 nm).
Sifat bakteri terhadap pewarnaan
Gram merupakan sifat penting untuk membantu determinasi suatu bakteri. Beberapa
perbedaan sifat yang dapat dijumpai antara bakteri Gram positif dan bakteri
Gram negatif yaitu:
3.
Pewarnaan
khusus untuk melihat struktur tertentu : pewarnaan flagel, pewarnaan spora,
pewarnaan kapsul.
Pewarnaan Spora
Spora bakteri (endospora) tidak
dapat diwarnai dengan pewarnaan biasa, diperlukan teknik pewarnaan khusus.
Pewarnaan Klein adalah pewarnaan spora yang paling banyak digunakan.
Endospora sulit diwarnai dengan
metode Gram. Untuk pewarnaan endspores, perlu dilakukan pemanasan supaya cat
malachite hijau bisa masuk ke dalam
spora , seperti halnya pada pewarnaan
Basil Tahan Asam dimana cat
carbol fuschsin harus dipanaskan untuk bisa menembus lapisan lilin asam mycolic dari Mycobacterium .
Pewarnaan flagel
Pewarnaan flagel dengan memberi
suspense koloid garam asam tanat yang tidak stabil, sehingga terbentuk
presipitat tebal pada dinding sel dan flagel.
Pewarnaan kapsul
Pewarnaan ini menggunakan larutan
Kristal violet panas, lalu larutan tembaga sulfat sebagai pembilasan
menghasilkan warna biru pucat pada kapsul, karena jika pembilasan dengan air
dapat melarutkan kapsul. Garam tembaga juga memberi warna pada latar belakang.
Yang berwana biru gelap.
4.
Pewarnaan
khusus untuk melihat komponen lain dan bakteri :
·
Pewarnaan
Neisser (granula volutin),
·
Pewarnaan
yodium (granula glikogen).
5.
Pewarnaan
negatif
Tujuan
Mempelajari penggunaan prosedur
pewarnaan negatif untuk mengamati morfologi organisme yang sukar diwarnai oleh
pewarna sederhana. Bakteri tidak diwarnai, tapi mewarnai latar belakang.
Ditujukan untuk bakteri yang sulit diwarnai, seperti spirochaeta
Cara pewarnaan negatif
- Sediaan hapus → teteskan emersi →
lihat dimikroskop
Pewarnaan negatif, metode ini bukan
untuk mewarnai bakteri tetapi mewarnai latar belakangnya menjadi hitam gelap.
Pada pewarnaan ini mikroorganisme kelihatan transparan (tembus pandang). Teknik
ini berguna untuk menentukan morfologi dan ukuran sel. Pada pewarnaan ini
olesan tidak mengalami pemanasan atau perlakuan yang keras dengan bahan-bahan
kimia, maka terjadinya penyusutan dan salah satu bentuk agar kurang sehingga
penentuan sel dapat diperoleh dengan lebih tepat. Metode ini menggunakan cat
nigrosin atau tinta cina.
Pewarnaan negatif memerlukan pewarna asam
seperti eosin atau negrosin.pewarna asam memiliki negatif charge kromogen,tidak
akan menembus atau berpenetrasi ke dalam sel karena negative charge pada
permukaan bakteri. oleh karena itu, sel tidak berwarna mudah dilihat dengan
latar belakang berwarna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar